Asustek Menjadi Nomor Satu Untuk Merek Taiwan

Asustek Computer menjadi nomor satu dalam hal merek dagang. Ausutek merupakan salah satu perusahaan pembuat hardware mengalahkan perusahaan lainnya, Trend Micro ahli dalam pembuatan network antivirus dan internet content security software and service.

Asustek adalah perusahaan manufaktur motherboard, notebook, VGA card, server, modem dan optical storage device dan merambah ke peringkat nomor satu dalam hal merek dagang dengan nilai merek dagang sebesar US$1.196 milyar.

Di peringkat kedua dan ketiga adalah Trend Micro dan Acer Inc. yang merupakan pembuat PC. Selanjutnya setelah Trend Micro dan Acer masih diikuti dengan HTC Corp yang merupakan pembuat compact phone dengan perbedaan nilai yang sanag tipis yaitu sebesar US$ 1 milyar.



Source : ilmea.depperin.go.id/inteleco

Belawan International Container Terminal (BICT) Terapkan Paradigma Baru Dalam Pelayanan

Belawan International Container Terminal (BICT) kini menerapkan paradigma baru dalam memberikan pelayanan terbaiknya kepada pengguna jasa. Penerapan paradigma baru itu diikrarkan pada apel siaga yang dipimpin General Manager BICT Captain Tripiccanto dan diikuti seluruh pegawai di lapangan parkir BICT.

Keinginan untuk lebih baik lagi dari hari sebelumnya dalam memberikan pelayanan diikrarkan para pegawai dengan cara membubuhkan tanda tangan pada baliho bertuliskan Sapta Tekad yang isinya, pertama, pekerja BICT bekerja keras dengan ikhlas berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Kedua, menjunjung tinggi semangat disiplin dan kebersamaan, Ketiga, menghormati sesama pekerja. Keempat, melayani pengguna jasa dengan cepat, tepat dan ramah. Kelima, mengutamakan keselamatan dan kesehatan kerja. Keenam, mentaati aturan dan ketentuan yang berlaku, serta ketujuh, bangga menjadi pekerja perusahaan.

GM BICT Captain Tripiccanto BICT mengatakan, banyak kritik dari pengguna jasa terhadap kinerja BICT selama ini, Karena itu BICT harus melakukan perubahan dengan menerapkan paradigma baru dalam pelayanan. Tripiccanto juga meminta seluruh pegawai bekerja dengan paradigma baru yang sama sama telah diikrarkan dan ditandatangani. Kata Tripiccanto, salah satu bentuk pelayanan yang harus diterapkan adalah melayani pengguna jasa dengan cepat tanpa mengharapkan imbalan.


Pemberantasan Pungli Disepakati
Paradigma baru dalam pelayanan ternyata membawa dampak positif dalam kelancaran arus barang di BITC pasca aksi unjuk rasa para aliansi Ekspedisi Muatan Kapal Laut (EMKL) dan supir truk pelabuhan beberapa waktu lalu.

Kini kalangan EMKL dan supir truk angkutan barang yang masuk areal BICT tak perlu lagi menyisihkan dana ekstra untuk pengurusan barang. Pasalnya, segala bentuk pungutan liar di BICT telah diharamkan dan ada tim monitoring yang telah dibentuk untuk mengawasi tindakan tercela itu. Segala bentuk pungli di BICT dijamin sudah tidak ada, karena ada tindakan tegas yang diberlakukan baik kepada yang memberi maupun yang menerima. Untuk menjamin hal itu tidak terjadi, ada tim yang memonitornya, ujar Manager Umum BICT Drs. H. Edy Zulkarnaen saat menggelar temu pers bersama Aliansi EMKLdan PSTP Belawan serta Ketua Komisi E DPRD Sumut Budiman Nadapdap di Hotel Emeral Garden Internasional Medan.

Zulkarnaen menyebutkan, selain dermaga internasioal yang telah menerapkan Single operator, penerapan Terminal Operator di BICT merupakan kebijakan yang harus dapat ditopang berbagai pihak termasuk kalangan EMKL dan supirtanpa harus adanya pungutan liar dan kendala keterlambatan dalam aktivitas bongkar muat peti kemas harus secepatnya diatasi.

Di balik itu tindakan pungli juga tidak dapat ditolerir, karena merugikan pihak tertentu. Manajemen akan menindak tegas pegawai yang melakukan pungli di dalam area kerja BICT sedangkan aliansi EMKL dan PSTP juga wajib menindak tegas anggotanya apabila masih memberikan dana tidak resmi dalam proses pelayanan bongkar muat, kata Zulkarnaen menyebutkan antara lain isi kesepakatan itu.

Selain itu, I Wayan Wirawan Manager Operasi BICT menambahkan, pihaknya juga menambah alat bongkar muat untuk menghindari antrian truk untuk mengangkut peti kemas. Pada Bulan Mei 2009 sebanyak 4 unit reachtaker dan 4 RFG sudah dapat dioperasikan yang sebelumnya masing masing 2 unit ujarnya. Selain hapusnya pungli, BICT juga mengutamakan proses pelayanan receiving/delivery, bahkan selama masa transisi belum terpenuhnya tuntutan, pihak EMKL dibebaskan dari denda penumpukan kontainer dan tetap mengacu pada tarif yang telah ditentukan.

Ketua Komisi E DPRD Sumut Budiman Nadapdap menyambut baik upaya duduk sebangku antara aliansi EMKL, Persatuan Supir Truk Pelabuhan dan BICT untuk menyelesaikan permasalahan yang timbul di BICT.

Budiman berharap beberapa kesepakatan yang telah diambil bersama dapat disosialisasikan ke masyarakat. Itu berarti kita sudah punya tanggung jawab moral dalam menjaga pelabuhan yang merupakan asset bangsa, katanya. Secara terpisah Ketua PSTP Belawan M. Rabaini dan Aliansi EMKL Syamsuri menyambut baik upaya dan niat semua unsur membenahi pelayanan di BICT, apalagi mengingat pelabuhan peti kemas dibawah naungan Pelabuhan I Medan adalah asset bangsa yang harus dijaga dan tetap menjadi milik bangsa dan rakyat Indonesia.


Source : portal.bumn.go.id/pelindo1

PT TELKOM Dukung Layanan ICT untuk PT POS

PT TELKOM melalui Divisi Enterprise (Dives) melakukan kerjasama dengan PT Pos Indonesia dalam hal Sinergi Pemanfaatan Sumber Daya Perusahaan. Penandatanganan kerjasama dilaksanakan pada tanggal 26 Juni 2009 di Kantor Pos Kebonrojo oleh Deputy Executive General Manager (DEGM) Dives TELKOM Joni Santoso dengan Wakil Dirut PT Pos I Ketut Mardjana. Dalam kerjasama tersebut, TELKOM berkomitmen menyediakan layanan Information and Communication Technology (ICT) berbasis VPN IP untuk administrasi PT Pos se Indonesia. Penandatanganan kerjasama juga disaksikan oleh Menteri Negara BUMN Sofyan Djalil.

Kerjasama antara TELKOM dan PT Pos dilatarbelakangi oleh adanya satu layanan baru berbasis ICT yang diluncurkan PT Pos dan disebut Gerakan Excellent Service Berbasis IT (GesIT) Layanan GesIT itu, berbagai program dijadikan, di antaranya Wasantara Spot. Layanan GesIT bertujuan untuk membangun kesadaran masyarakat bahwa Kantor Pos telah memiliki layanan berbasis IT, baik yang dikelola sendiri maupun secara kemitraan.

Menurut I Ketut Mardjana, layanan IT PT Pos berupa akses free hotspot bagi pengguna internet di sekitar Kantor Pos (Wasantara Spot). Surabaya merupakan kota ketiga yang melayani Wasantara Spot, setelah Jakarta dan Denpasar. Ada juga aplikasi Track and Trace yang berguna sebagai pelacak pergerakan pos oleh kostumer dan apliakasi Mail Processing Center di ranah back office di sejumlah kota.

DEGM DIVES, Joni Santoso menambahkan, dengan adanya teknologi berbasis VPN IP untuk pemanfaatan sumber daya di PT Pos tersebut maka antar Kantor Pos bisa saling berkomunikasi dengan mudah. Johi mengatakan bahwa ada opportunity bisnis lain bagi PT Pos yaitu pengembangan payment point dari mitra-mitra bisnis seperti Bank Syariah Mandiri dan Perusahaan FIF. Nantinya, PT Pos tidak hanya bergerak di bidang surat manual saja, tapi juga di bisnis transaksional.


Source : portal.bumn.go.id/telkom

Tentang Layanan Pelanggan GraPARI

Graha Pari Sraya atau yang disingkat GraPARI berasal dari Bahasa Sansekerta yang diberikan oleh Sri Sultan Hamengkubuwono X untuk nama kantor pelayanan Telkomsel sebagai tanda penghargaan atas diresmikannya kantor pelayanan Telkomsel di Daerah Istimewa Yogyakarta. Sejak itulah seluruh kantor pelayanan Telkomsel ditetapkan dengan nama GraPARI Telkomsel atau Grha Pari Sraya Telkomsel.

Selain sebagai kantor pelayanan yang memfokuskan diri untuk melayani pelanggannya, GraPARI juga menyediakan penjualan produk sendiri seperti kartuHALO dan simPATI . GraPARI tidak menjual perangkat telepon selular kecuali jika ada kebijaksanaan tertentu untuk menjual dalam bentuk paket produk Telkomsel, hal inipun tidak selalu dilakukan. Sehingga jika ada pelanggan yang ingin membeli perangkat telepon selular terpisah dari produk Telkomsel maka GraPARI akan menyarankan untuk mendapatkannya pada dealer resmi, outlet eksklusif, maupun ritel yang telah bekerjasama dengan Telkomsel .

GraPARI menjual dan memasarkan kartuHALO maupun simPATI untuk mempermudah masyarakat memperoleh produk Telkomsel karena ada di antara pelanggan di seluruh Indonesia tersebut hanya tahu bahwa untuk mendapatkan kartuHALO dan simPATI harus ke kantor Telkomsel . Mereka belum mengetahui bahwa kartuHALO dan simPATI juga dapat diperoleh di dealer resmi, outlet eksklusif maupun ritel. Dengan kata lain GraPARI hanya sebagai salah satu alternatif kemudahan untuk memperoleh dan menutupi pangsa pasar yang tidak tertampung oleh saluran distribusi Telkomsel lainnya.

Pelanggan yang datang ke GraPARI untuk mendapatkan kartuHALO maupun simPATI bukan hanya pelanggan perseorangan / individual tetapi juga dealer resmi, outlet eksklusif dan juga ritel. Jenis pemesanan yang dilakukan oleh pihak saluran distribusi tentunya berbeda dalam hal prosedur dan pembayaran.

Source : telkomsel.com

Layanan Pelanggan *111# dan *116# Dari Telkomsel

Telkomsel telah membuka jalur baru layanan pelanggan melalui *111# dan *116#. Layanan ini berlaku bagi semua pelanggan Telkomsel dan bebas biaya.

Untuk menggunakan layanan ini, pelanggan dapat menekan *111# untuk pelanggan kartuHALO dan *116# untuk pemegang simPATI dan kartuAS langsung dari handset.

Dengan menggunakan layanan ini, pelanggan dapat menikmati langsung layanan Telkomsel berupa:


1. PIN Self Care
* Tentang PIN Self Care :
Kode akses layanan Self Care. Pelanggan harus masukkan kode aktivasi untuk mendapatkan PIN.
Hub. Call Center 111 (post paid) dan 116 (prepaid) untuk mendapatkan
kode AKTIVASI PIN layanan pelanggan.
* Aktivasi PIN
* Ganti PIN
* Deaktivasi PIN

2. Hot Deal
* Paket iPhone 3G Telkomsel
* Outlet Penjualan

3. Informasi
* Mitra Roaming
* Alamat Kantor Pelayanan (Graphari dan Gerai)
* Contact Center

4. Permintaan :
* PUK
* SLI/IR (khusus kartuAS dan simPATI)
* GPRS & MMS
* 3G
* Telkomsel Flash Non USB Modem
* NSP
* Halo Cek (khusus kartuHALO)

5. Tagihan & Pembayaran (khusus kartuHALO)
* Tagihan Bulan Berjalan
* Tagihan Bulan Ini
* Mitra Pembayaran


Source : telkomsel.com

Telkomsel Pertahankan Kepuasan Pelanggan Satu Dekade

Luar biasa. Bertepatan dengan hari pelanggan nasional, Telkomsel kembali mempertahankan posisi puncak sebagai perusahaan yang memberikan tingkat kepuasan pelanggan tertinggi dengan meraih 3 penghargaan pada ajang Indonesian Customer Satisfaction Award (ICSA) 2009, sekaligus mengukuhkan dua produk Telkomsel, yaitu simPATI (kartu prabayar) dan kartuHALO (kartu paskabayar) sebagai kartu pilihan utama selama 10 tahun berturut-turut.

Keberhasilan mempertahankan prestasi ini membuat Telkomsel berhak memperoleh predikat tertinggi Diamond ICSA 2009. Di samping simPATI dan kartuHALO, Telkomsel juga meraih penghargaan untuk Telkomsel Flash sebagai layanan mobile internet yang memberikan tingkat kepuasan tertinggi.

Penghargaan ICSA yang diberikan Majalah SWA Sembada dan lembaga riset independen Frontier ini memasuki tahun yang ke-11, sehingga telah menjadi barometer tersediri bagi produk/layanan di Indonesia dalam hal kepuasan pelanggan. Tahun ini survei dilakukan terhadap berbagai kategori yang melibatkan 1.600 responden di 6 besar di Indonesia, yakni Medan, Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, dan Makassar.

Direktur Utama Telkomsel Sarwoto Atmosutarno (tengah) saat menerima penghargaan Indonesian Customer Satisfaction Award (ICSA) 2009 dari Pemimpin Redaksi Majalah SWA Kemal Effendi Gani (kanan) dan Chairman Frontier Consulting Group Handi Irawan (3/9). Bertepatan dengan hari pelanggan nasional, Telkomsel memperoleh predikat Diamond ICSA atas prestasinya mempertahankan tingkat kepuasan pelanggan tertinggi untuk kedua produknya simPATI (prabayar) dan kartuHALO (paskabayar) sebagai kartu pilihan utama selama 10 tahun berturut-turut (2000-2009).

Direktur Utama Telkomsel Sarwoto Atmosutarno mengatakan, “Pada momen hari pelanggan nasional ini, secara khusus kami mengucapkan terimakasih kepada masyarakat Indonesia yang memilih simPATI, kartuHALO, dan Telkomsel Flash sebagai layanan selular yang dianggap relatif mampu memberi kepuasan sesuai ekspektasi mereka. Hal ini seiring dengan upaya Telkomsel dalam menjalankan visinya sebagai operator selular penyedia layanan mobile lifestyle terbaik di Asia Pasifik.”

Kesuksesan meraih predikat Diamond ICSA 2009 membuat Telkomsel semakin mengukuhkan posisinya sebagai service leader pasar selular di Indonesia, di mana saat ini telah dipercaya melayani 78 juta pelanggan atau sekitar 50% pengguna ponsel di Indonesia. Tingginya kepercayaan para pengguna ponsel terhadap layanan Telkomsel dikarenakan produknya relatif dapat memenuhi 5 parameter kebutuhan pokok, yakni: jaringan yang luas, kualitas jaringan yang handal, inovasi produk, pelayanan pelanggan berstandar ISO, dan tarif yang semakin terjangkau dan murah.

Sarwoto menambahkan, “Keterlibatan langsung masyarakat sebagai pemilih menjadikan penghargaan ini sebagai representasi kenyataan di lapangan. Meraih predikat Diamond ICSA selama 10 tahun berturut-turut menggambarkan konsistensi kami dalam upaya memberikan yang terbaik, di mana menghasilkan sesuatu yang secara nyata telah dirasakan kemanfaatannya dibandingkan produk-produk sejenis di pasaran. Bagi kami penghargaan ini tidak hanya sebuah apresiasi tapi juga sekaligus menjadi tantangan bagi kami untuk terus berinovasi menghadirkan nilai tambah bagi kepuasan bagi pelanggan.”

“Di tengah persaingan industri telekomunikasi yang semakin ketat, Telkomsel sangat berorientasi pada kepuasan pelanggan, yang sama artinya dengan membangun sebuah kepercayaan. Penghargaan ini menggambarkan tingginya kepercayaan masyarakat terhadap produk dan layanan Telkomsel. Kepercayaan tersebut harus kami jaga dengan selalu berupaya memberikan yang terbaik, sehingga ke depan Telkomsel tetap menjadi operator pilihan utama masyarakat,” ungkap Sarwoto.

Penghargaan ICSA tahun ini diukur berdasarkan 4 parameter, yaitu: kepuasan terhadap kualitas produk/layanan (QSS), dan kepuasan terhadap harga berdasarkan kualitas yang diterima (VSS), persepsi bahwa salah satu merek dinilai terbaik secara keseluruhan dibanding merek lainnya (PBS), serta customer expectation (ES), yang merupakan parameter yang sangat menentukan kepuasan pelanggan sekaligus memberikan potret yang lebih akurat terhadap hasil penilaian. Telkomsel sendiri memperoleh Total Satisfaction Score (TSS) 4,294 untuk simPATI dan 4,261 untuk kartuHALO, serta 4,038 untuk Telkomsel Flash.

Penghargaan di ajang ICSA 2009 ini melengkapi penghargaan yang telah diterima Telkomsel tahun ini, yakni Forsel Award (Operator GSM Favorit), Top Brand Award (simPATI dan kartuHALO), Call Center Award, Word of Mouth Marketing Award (simPATI dan kartuHALO), Service Quality Award (GraPARI), Indonesia Cellular Award (Best Customer Growth), Selular Award (Best of The Best Service Provider dan Best GSM Operator), dan Platinum Best Brand Award (simPATI dan kartuHALO).


Source: telkomsel.com

Bank Panin Tingkatkan Sistem Perbankan Untuk Layani Nasabah

Bank Panin mengumumkan kemitraannya dengan IBM dan Fiserv untuk menransformasikan sistem perbankan intinya. Upaya ini merupakan salah satu langkah strategis bank nasional itu untuk menyediakan layanan prima yang fokus pada pelanggan.

Dalam kemitraan ini Fiserv akan menyediakan platform perbankan inti (core banking) Signature v9, serta solusi-solusi front end Teller for Signature dan Aperio for Signature untuk penelusuran pinjaman dan pelayanan nasabah dan rekening.

Sementara itu IBM akan menyediakan infrastruktur perangkat keras berupa server-server IBM Power570 berbasis prosesor POWER6 untuk menjalankan aplikasi-aplikasi perbankan inti tersebut di atas.

Direktur Perbankan Ritel Bank Panin Ken Ng mengatakan pembaruan infrastruktur perbankan inti ini akan membantu Bank Panin meningkatkan layanan pelanggannya dan menciptakan produk-produk perbankan yang lebih inovatif.
“Diharapkan sistem perbankan inti yang baru ini akan go-live pada tanggal 1 Juli 2010 mendatang,” ujarnya kemarin.

Solusi Signature v9 yang diaplikasikan pada Bank Panin merupakan solusi berbasis service oriented architecture (SOA) lengkap, bersifat real-time dan terintegrasi yang dapat mendukung beragam fungsi, mulai dari tabungan, deposito berjangka, rekening koran, pinjaman, pemrosesan kredit dan overdraft, hipotek, penagihan, treasury sampai dengan produk-produk kartu.

“Platform perbankan ini sudah terbukti di Indonesia. Sejak tahun 1992 solusi ini telah membantu bank-bank besar maupun yang sedang berkembang di Asia Pasifik memperluas bisnis perbankan ritelnya,” ujar Nick Wilde, Managing Director Asia Pacific, Bank Solutions, Fiserv.

Ken tidak mengungkapkan berapa besar investasi yang dikeluarkan Bank Panin untuk memperbarui sistem perbankan intinya. Namun ia mengatakan bahwa Bank Panin mengalokasikan sekitar US$20 juta untuk penyediaan infrastruktur TI, termasuk untuk komunikasi dan jaringannya.

Sementara itu Presiden Direktur IBM Indonesia Suryo Suwignjo mengatakan bahwa momentum penggantian sistem perbankan inti di kalangan perbankan Tanah Air akan terus berlanjut dalam 1-2 tahun ke depan. Menurutnya, momentum ini didorong oleh maraknya akuisisi dan merjer di kalangan perbankan sehingga tuntutan untuk sistem perbankan intinya makin rumit. “Untuk itu dibutuhkan sistem perbankan inti yang lebih canggih dibandingkan sebelumnya,”ujarnya.

Selain itu, momentum ini juga didorong oleh meningkatnya tuntutan dari nasabah akan kanal-kanal pelayanan baru. Alasan terakhir menurut Suryo adalah penggantian sistem perbankan inti ini juga didorong oleh faktor-faktor alamiah, yakni sistem perbankan inti yang ada sudah ketinggalan zaman alias obsolote.
“Jadi memang sudah saatnya diganti,” imbuhnya.

Suryo menilai pendekatan Bank Panin untuk mengganti sekaligus seluruh sistem perbankan intinya merupakan langkah ambisius, dan tidak semua bank bisa melakukannya.

“Pendekatan bigbang seperti ini memang lebih cepat dan efisien, namun harus dilakukan hati-hati. Bank Panin dan Fiserv sudah bermitra cukup lama. Saya yakin mereka sudah memiliki metodologi yang baik untuk mengimplementasikan solusi perbankan inti dengan cepat,”ujarnya.



Source : ebizzasia.com

Narsistik Asikustik Kompetisi Video Oleh IM3

IM3 mempersembahkan Narsistik Asikustik Kompetisi Video. Sebuah kompetisi video dimana kamu bisa tunjukin seberapa kreatif, gokil, unik, kompak video klip yang kamu bikin. Kamu bisa ngelakuin apa aja di video kamu asalkan jangan berbau SARA dan PORNOGRAFI. Tema video dan lagu yang digunakan dalam video bebas, lagu lokal, internasional, lagu sendiri atau buatan orang lain nggak jadi masalah, asalkan tidak melanggar hak cipta.

Video kamu boleh direkam dari alat rekam video apa pun, seperti web cam, hp, handy cam atau alat rekam video yang lain. Kompetisi ini dimulai tanggal 3 Agustus - 20 September 2009. Kalau video kamu menang, kamu bakalan dapat hadiah-hadiah keren dari IM3. Ada Notebook, HP Online Nexian G911, dan Voucher IM3 senilai 500.000. Nggak cuma itu, ada juga hadiah hiburannya, jadi kalah menang pasti dapat hadiah deh.Durasi video kamu juga jangan lebih dari lima menit ya. Jangan lupa, grup kamu harus terdiri dari tiga sampai lima orang. Selain itu, grup kamu juga harus ikutan IM3 Grup dulu sebelum ikutan kompetisi ini. Untuk persyaratan yang lebih jelas bisa kamu baca pada bagian aturan lomba dan syarat & ketentuan. So, buruan bikin grup kamu dan menangkan hadiah-hadiah kerennya!!!

Hadiahnya :
* Juara 1 memperoleh:
Notebook untuk tiap anggota grup yang menjadi juara 1.
* Juara 2 memperoleh:
HP Online Nexian G911 + voucher IM3 senilai 500.000 untuk tiap anggota grup yang menjadi juara 2.
* Juara 3 memperoleh:
Voucher IM3 senilai 500.000 untuk tiap anggota grup yang menjadi juara 3.
* Hadiah hiburan berupa kaos keren Indosat.

Untuk ikutan IM3 Grup kamu bisa daftar secara online di www.indosat.com/im3grup. Kamu dan teman-teman kamu juga wajib punya nomor IM3 yang masih aktif dan anggota grup kamu harus terdiri dari tiga sampai lima orang, mau cewek semua atau cowok semua atau campur nggak jadi masalah.


Source : im3grup.com

Pengertian Augmented Product

Dengan menyampaikan waktu tempuh yang lebih lama, pramugari tersebut sebenarnya ingin mengatur ekspektasi dari para penumpang. Kalau Anda diinformasikan bahwa waktu tempuh adalah dua jam, sementara dalam waktu satu jam lima puluh menit sudah sampai, Anda pastilah merasa puas. Tapi bayangkan jika Anda ternyata baru dua setengah jam sampai, sudah pasti Anda merasa tidak puas.

Marketer yang baik akan selalu memperhatikan ekspektasi (harapan) pelanggan. Ketika handphone baru muncul, konsumen cukup puas dengan adanya fitur SMS. Adanya SMS menggantikan produk pager sehingga konsumen tidak perlu membeli dua produk: handphone dan pager. Namun pada saat sekarang, konsumen sudah mengharapkan fitur lain yang seharusnya menjadi standar seperti true tone, pemutar musik, pen-download gambar dan lain-lain. Artinya, marketer harus menambah fitur-fitur yang diharapkan oleh pelanggan.

Sebenarnya dalam dunia pemasaran ada tingkatan yang lebih tinggi dari sekadar expected product yakni augmented product. Setiap produk yang telah memasuki tahap augmented product cenderung sudah melebihi apa yang diharapkan. Pada fase ini setiap produk diibaratkan sudah ditambahkan "bumbu-bumbu" atau "toping-toping" yang diluar harapan pelanggan. Setiap orang yang datang ke hotel mengharapkan di setiap kamar ada televisi, shower air panas dan bathtube. Namun ada tambahan-tambahan lain yang tidak diharapkan namun menyenangkan buat konsumen. Misalnya saja, tersedia video game di kamar atau layanan mini bar di kamar Anda ternyata gratis.

Tentu saja, augmented product lama kelamaan akan menjadi expected product . Dahulu tambahan fitur kamera masih menjadi optional, tapi kini sudah menjadi kewajiban di beberapa tipe handphone. Oleh karena itu, tantangan marketer adalah bagaimana menciptakan augmented product yang terus-menerus. Artinya kita harus terus menggali value-value baru apa menarik buat konsumen.

Harapan pelanggan memang harus dicari terlebih dahulu. Kalau produk Anda ternyata tidak bisa memenuhi harapan konsumen, jangan harap produk Anda akan diterima oleh konsumen. Kalau produk Anda sudah memenuhi harapan konsumen, itu berarti produk Anda sudah diterima oleh konsumen. Tantangannya cuma, berapa harga yang pantas untuk dibeli. Namun kalau produk Anda sudah melebihi harapan pelanggan, itu artinya konsumen sudah rela membayar lebih untuk produk Anda.

Jadi pertanyaannya, apakah Anda ingin bersaing dengan tingkatan harapan yang standar diinginkan oleh konsumen atau melebihi harapan? Kalau Anda menempuh opsi pertama, itu artinya Anda harus siap memasuki pertarungan harga. Tapi kalau Anda memilih opsi kedua, itu artinya Anda bisa menjual produk dengan harga yang di atas harga rata-rata.

Tantangannya tentu saja, mencari apa yang belum diharapkan pelanggan saat ini. Mencari tahu harapan pelanggan relatif lebih mudah. Namun mencari apa yang melebihi harapan pelanggan seringkali tidak mudah. Konsumen harus memiliki daya imajinasi yang kuat untuk menggambarkan apa yang melebihi harapannya. Kalau disurvei apa yang menjadi harapan konsumen terhadap sebuah jam, semuanya akan menjawab hal-hal yang memang sudah ada sekarang seperti tahan air, ada navigasi, tahan lama, dan lain-lain. Namun mungkin tidak ada konsumen yang mengharapkan jamnya dilengkapi dengan alat komunikasi handphone. Siapa konsumen yang punya daya imajinasi ke sana? Mungkin para pembaca dan penonton film Star Trek atau Star Wars yang punya pikiran kesana.

Tantangan kedua adalah besarnya biaya untuk menciptakan augmented product. Setiap tambahan value pasti akan menciptakan cost baru. Semakin banyak value yang di-deliver, semakin banyak cost yang harus dikeluarkan. Tentunya hal ini akan berpengaruh terhadap harga jual. Keberanian Anda akan dilihat dari besarnya harga yang berani Anda tetapkan.

Tantangan lain adalah peniruan dari para pesaing. Cape-cape Anda membuat produk yang bersifat augmented, dalam waktu singkat apa yang Anda lakukan sudah ditiru oleh pesaing. Bahkan mereka mungkin membuat produk yang sudah lebih baik dari Anda. Marketer zaman sekarang memang hidup di era para follower. Mereka dengan cepat mengadopsi apa yang sudah dilakukan orang lain dan hal ini bisa merugikan Anda.

Makanya, apapun produk Anda, biasakan diri Anda untuk melakukan observasi (pengamatan). Observasi membantu Anda untuk terus menggali apa yang kira-kira melebihi ekspektasi pelanggan pada masa sekarang. Jalan-jalan ke pasar, kalau perlu jalan-jalan ke luar negeri, mengamati pesaing, memperhatikan perilaku konsumen ketika mengkonsumsi produk Anda, adalah beberapa contoh observasi. Semuanya ini bisa memberikan inspirasi baru bagi Anda.

Kedua, biasakan untuk membuat value innovation, yakni berinovasi dalam hal value yang ditawarkan. Jika Ada belum bisa melakukan inovasi dalam hal produk, berinovasi dululah dalam hal value. Tentu saja, value added yang Anda tawarkan harus lebih baik dan berbeda dengan kompetitor.


Oleh : PJ. Rahmat Susanta
Source : detikpublishing.com

Pengertian Franchise dan Franchise di Indonesia

Franchising (pewaralabaan) pada hakekatnya adalah sebuah konsep pemasaran dalam rangka memperluas jaringan usaha secara cepat. Dengan demikian, franchising bukanlah sebuah alternatif melainkan salah satu cara yang sama kuatnya, sama strategsinya dengan cara konvensional dalam mengembangkan usaha. Bahklan sistem franchise dianggap memiliki banyak kelebihan terutama menyangkut pendanaan, SDM dan managemen, keculai kerelaan pemilik merek untuk berbagi dengan pihak lain. Franchising juga dikenal sebagai jalur distribusi yang sangat efektif untuk mendekatkan produk kepada konsumennya melalui tangan-tangan franchisee.

Di Indonesia franchise dikenal sejak era 70an ketika masuknya Shakey Pisa, KFC, Swensen dan Burger King. Perkembangannya terlihat sangat pesat dimulai sekitar 1995. Data Deperindag pada 1997 mencatat sekitar 259 perusahaan penerima waralaba di Indonesia. Setelah itu, usaha franchise mengalami kemerosotan karena terjadi krisis moneter. Para penerima waralaba asing terpaksa menutup usahanya karena nilai rupiah yang terperosok sangat dalam. Hingga 2000, franchise asing masih menunggu untuk masuk ke Indonesia. Hal itu disebabkan kondisi ekonomi dan politik yang belum stabili ditandai dengan perseteruan para elit politik. Barulah pada 2003, usaha franchise di tanah air mengalami perkembangan yang sangat pesat.

Franchise pertama kali dimulai di Amerika oleh Singer Sewing Machine Company, produsen mesin jahit Singer pada 1851. Pola itu kemudian diikuti oleh perusahaan otomotif General Motor Industry yang melakukan penjualan kendaraan bermotor dengan menunjuk distributor franchise pada tahun 1898. Selanjutnya, diikuti pula oleh perusahaan-perusahaan soft drink di Amerika sebagai saluran distribusi di AS dan negara-negara lain. Sedangkan di Inggris waralaba dirintis oleh J Lyons melalui usahanya Wimpy and Golden Egg pada dekade 60an.


Definisi:
Masing-masing negara memiliki definisi sendiri tentang waralaba. Amerika melalui International Franchise Association (IFA) mendefinisikan franchise sebagai hubungan kontraktual antara franchisor dengan franchise, dimana franchisor berkewajiban menjaga kepentingan secara kontinyu pada bidang usaha yang dijalankan oleh franchisee misalnya lewat pelatihan, di bawah merek dagang yang sama, format dan standar operasional atau kontrol pemilik (franchisor), dimana franchisee menamankan investasi pada usaha tersebut dari sumber dananya sendiri.
Sedangkan menurut British Franchise Association sebagai garansi lisensi kontraktual oleh satu orang (franchisor) ke pihak lain (franchisee) dengan:
  • Mengijinkan atau meminta franchisee menjalankan usaha dalam periode tertentu pada bisnis yang menggunakan merek yang dimiliki oleh franchisor.
  • Mengharuskan franchisor untuk melatih kontrol secara kontinyu selama periode perjanjian.
  • Mengharuskan franchisor untuk menyediakan asistensi terhadap franchisee pada subjek bisnis yang dijalankan—di dalam hubungan terhadap organisasi usaha franchisee seperti training terhadap staf, merchandising, manajemen atau yang lainnya.
  • Meminta kepada franchise secara periodik selama masa kerjasama waralaba untuk membayarkan sejumlah fee franchisee atau royalti untuk produk atau service yang disediakan oleh franchisor kepada franchisee.

Sejumlah pakar juga ikut memberikan definisi terhadap waralaba. Campbell Black dalam bukunya Black’’s Law Dict menjelaskan franchise sebagai sebuah lisensi merek dari pemilik yang mengijinkan orang lain untuk menjual produk atau service atas nama merek tersebut.

David J.Kaufmann memberi definisi franchising sebagai sebuah sistem pemasaran dan distribusi yang dijalankan oleh institusi bisnis kecil (franchisee) yang digaransi dengan membayar sejumlah fee, hak terhadap akses pasar oleh franchisor dengan standar operasi yang mapan dibawah asistensi franchisor.

Sedangkan menurut Reitzel, Lyden, Roberts & Severance, franchise definisikan sebagai sebuah kontrak atas barang yang intangible yang dimiliki oleh seseorang (franchisor) seperti merek yang diberikan kepada orang lain (franchisee) untuk menggunakan barang (merek) tersebut pada usahanya sesuai dengan teritori yang disepakati.

Selain definisi menurut kacamata asing, di Indonesia juga berkembang definisi franchise. Salah satunya seperti yang diberikan oleh LPPM (Lembaga Pendidikan dan Pembinaan Manajemen), yang mengadopsi dari terjemahan kata franchise. IPPM mengartikannya sebagai usaha yang memberikan laba atau keuntungan sangat istimewa sesuai dengan kata tersebut yang berasal dari wara yang berarti istimewa dan laba yang berarti keuntungan.

Sementara itu, menurut PP No.16/1997 waralaba diartikan sebagai perikatan dimana salah satu pihak diberikan hak untuk memanfaatkan dan atau menggunakan hak atas kekayaan intelektual atau penemuan atau ciri khas usaha yang dimiliki pihak lain dengan suatu imbalan berdasarkan persyaratan yang ditetapkan pihak lain tersebut, dalam rangka penyediaan dan atau penjualan barang dan atau jasa. Definisi inilah yang berlaku baku secara yuridis formal di Indonesia.


Pentingnya Data Bagi Dunia Marketing

Bayangkan, pemerintah yang memiliki kekuatan dan kemampuan besar untuk menggali data pun seringkali pusing mencari data, apalagi perusahaan swasta yang mengandalkan data dari pemerintah?

Memang, setiap kali membuat perencanaan pemasaran, salah satu hal yang membuat orang pemasaran pusing adalah soal data. Mereka selalu bingung, data semacam apa yang harus mereka cari untuk dijadikan dasar pembuatan perencanaan pemasaran. Kalau pun mereka tahu data apa yang harus mereka cari, pertanyaan berikutnya adalah, dimana mereka harus mencari data tersebut.

Mencari data di Indonesia memang ibarat mencari jarum di tengah jerami. Kalau Anda hanya sendirian mencarinya, tidak akan ketemu. Namun kalau Anda mempergunakan banyak orang untuk mencari, kemungkinan menemukannya pun jauh lebih besar. Jadi, mungkin bukan susah mencarinya tapi biaya untuk mencarinya bisa besar sekali (karena Anda membutuhkan lebih banyak usaha). Itu pun belum tentu menghasilkan data yang 100 persen akurat. Contoh paling sering yang ditanyakan oleh para pemasar adalah bagaimana mencari data market share.

Mengapa tidak mudah bagi para pemasar untuk mencari data market share? Lihat saja, 70 persen channel distribusi (untuk consumer product) mempergunakan channel tradisional seperti toko kelontong, pasar, asongan, dan lain-lain. Channel seperti ini banyak sekali dan titiknya tersebar di mana-mana. Jika Anda ingin melakukan pengumpulan data relatif lebih sulit dan lebih lama dibandingkan di negara maju. Pedagang kecil mana punya data yang canggih? Semua penjualan ditulis ke dalam buku tulis. Bahkan pedagang asongan pun hanya mencatat di selembar kertas bekas bungkus rokok.

Pada negara-negara maju, sebagian besar ritel disana sudah mempergunakan teknologi informasi seperti barcode sehingga kuantitas dan nilai penjualan pun dengan cepat terdokumendasi. Makanya di sana data market share bisa cepat diketahui.

Lucunya, kadang-kadang kita menemukan data yang kita inginkan secara tidak sengaja. Seorang pemasar pernah ingin mencari tahu berapa pertumbuhan industri dari produk yang dijualnya. Berminggu-minggu keluar masuk departemen, namun hasilnya tidak pernah ada.

Akhirnya, jawabannya ditemukan lewat sebuah koran yang sudah mau dibuang. Di dalam koran tersebut ada pernyataan dari Dirjen Pajak yang mengeluarkan statement bahwa Pajak Pertambahan Nilai (PPN) di sektor industrinya bertumbuh tahun lalu sebesar 7 persen. Artinya, kalau diasumsikan industri dimana dia memasarkan produknya kira-kira bertumbuh 7 persen. Lumayan juga untuk memperkuat perencanaan, sekalipun menemukannya di tong sampah!

Dalam dunia marketing research ada dua jenis penggalian data. Pertama adalah data yang digali lewat sumber-sumber yang bersifat primer. Contohnya adalah data dari konsumen langsung. Kedua adalah data yang digali dari sumber yang bersifat sekunder. Artinya, data diperoleh dari pihak lain yang telah melakukan penggalian data. Contohnya adalah melalui departemen, BPS, Bank Indonesia, dan lain-lain.

Menggali data lewat sumber primer relatif memang jauh lebih mahal. Anda harus mempergunakan tim pencari data yang cukup besar. Sebaliknya, untuk menggali data sekunder, Anda hanya membutuhkan sedikit orang yang ke luar masuk institusi untuk meminta data. Hanya saja di Indonesia, kredibilitas data sekunder seringkali menjadi pertanyaan.

Hal yang sering menjadi masalah dalam penggalian data adalah kejujuran dari subyek data. Banyak perusahaan yang sering low profile ketika berhubungan dengan pihak pajak, namun menjadi high profile ketika berbicara untuk urusan publikasi. Artinya, penjualan di laporan pajak dikecil-kecilin, namun kalau diwawancara angkanya dibesar-besarkan. Dalam kasus BLT pun, banyak orang yang mengaku-aku termasuk golongan miskin ketika ditanya. Makanya bantuan akhirnya bisa salah sasaran.

Di sisi lain, masih banyak pelaku bisnis yang kurang menghargai data. Melihat kasus sang pemasar itu, berapa sih sebenarnya nilai data tersebut? Kalau dilihat cara dia menemukan data tersebut di tong sampah, data tersebut barangkali tidak akan dinilai tinggi. Contoh lain, banyak pelaku bisnis melihat ukuran data dari tebalnya laporan data. Semakin tebal semakin mahal. Tapi kalau cuma selembar, apalagi cuma satu angka berarti semakin murah. Tapi cobalah melihat proses yang harus dijalani selama berhari-hari untuk mencari satu angka tersebut, barangkali si pemasar rela mengeluarkan satu juta rupiah ketimbang opportunity lost yang terjadi gara-gara mencari data.

Dengan berbagai masalah ini, pada akhirnya orang-orang pemasaran lebih sering mempergunakan banyak asumsi data ketika melakukan perencanaan. Bahkan yang lebih ekstrim, ada yang tidak percaya data sama sekali dan mengandalkan pada insting. Bagaimanapun, insting kadangkala memang benar sekalipun tidak selalu benar. Adanya data sebenarnya lebih bertujuan untuk memperkuat keyakinan dibandingkan menjadi alasan untuk menjalankan strategi. Tapi kalau kebanyakan asumsi, ya lebih baik mempergunakan strategi yang bersifat tembak langsung. Dalam kasus BLT akhirnya bukan Bantuan Langsung Tunai tapi BTL (Bantuan Tembak Langsung!).



Oleh : PJ Rahmat Susanta
Source : detikpublishing.com

Dell Indonesia Tingkatkan Layanan Teknis Pada Pelanggan

Layanan pada pelanggan sudah menjadi urat nadi keberhasilan perusahaan, hal ini disadari oelh Dell Indonesia yang mengumumkan peningkatan layanan Dell ProSupport dengan penyediaan layanan telepon 24 jam. Kini para pelanggan Dell dapat secara langsung memesan dan menyesuaikan layanan dengan kemampuan teknis yang dimiliki secara lebih mudah dan cepat.

“Para pelanggan dan mitra kami meminta Dell melakukan terobosan dukungan cepat ‘one size fits all’ untuk membantunya dalam menyesuaikan dengan kebutuhan yang semakin beragam, global, dan pengoperasian mission critical TI,” jelas Pieter Lydian, Director and Country Manager Dell Indonesia dalam keterangan tertulisnya kemarin (27/8).

Dell ProSupport menghadirkan kemampuan dan fitur-fitur baru yang sangat penting yang mempermudah pelanggan untuk mendapatkan paket dukungan yang sesuai pada saat yang tepat dan terpercaya.

Penawaran Dell ProSuport meliputi ProSupport for IT dan ProSupport for End-Users. ProSupport for IT meliputi dukungan 24 jam/7hari seminggu seperti Fast Track Dispatch, layanan solusi cepat untuk para professional yang memiliki sertifikat TI dengan pengiriman secara cepat komponen-komponen dan para teknisi Dell ke lokasi untuk organisasi yang tidak memiliki bagian /divisi TI, seperti usaha kecil dan menengah

Sementara itu, dukungan ProSupport for End-Users merupakan dukungan untuk aplikasi-aplikasi yang umum digunakan para end-user, seperti Microsoft Windows Small Business Server, Intuit QuickBooks dan konfigurasi akses nirkabel.
Dell ProSupport juga memiliki pilihan-pilihan modular yang disesuaikan dengan tantangan operasional TI sehari-hari, seperti pilihan untuk mission critical data center, tim pemasaran yang mobile/remote, dan lingkungan virtualisasi. Dell mengklaim layanan dukungan teknis ini dapat meminimalkan kesalahan-kesalahan teknis hingga 37 persen dan critical downtime sampai 48 persen.

Layanan dukungan ini kini dapat diakses secara mudah oleh para pelanggan di Indonesia melalui layanan telepon 24 jam. Pelanggan Dell yang belum mendaftarkan diri sebagai pelanggan Dell ProSupport dapat menghubungi 001-803-60-1926 (Indosat) atau 007-803-601-5229 (Telkom). Sementara bagi pelanggan yang juga telah menjadi pelanggan Dell ProSupport, Dell Indonesia menyediakan nomor khusus di 021-500858.

Dell ProSupport saat ini telah menjangkau di 10 kota besar di Indonesia meliputi Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Batam, Medan, Pekan Baru, Balikpapan dan Makassar.


Last Update Artikel Marketing:

Blog Link: